Record Details

PEMETAAN KEMISKINAN DAN OTONOMI DAERAH di PROVINSI BALI DENGAN MULTIDIMENSIONAL SCALING

Buletin Studi Ekonomi

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title PEMETAAN KEMISKINAN DAN OTONOMI DAERAH di PROVINSI BALI DENGAN MULTIDIMENSIONAL SCALING
PEMETAAN KEMISKINAN DAN OTONOMI DAERAH di PROVINSI BALI DENGAN MULTIDIMENSIONAL SCALING
 
Creator Yudha, I Made Endra Kartika
 
Description Poverty and regional autonomy have become a hot issue in Indonesia. The problem of poverty has become one of the focuses in both the MDGs and SDGs. Regional autonomy has also become a major concern in the development of government management in Indonesia, given the development of regional autonomy encountered many challenges such as corruption with indicators in the form of regional heads affected by the problem of corruption. For this reason, it is important to mapping and it provides a good visual picture of regional autonomy and poverty. This research is conduct in Bali Province in 2018 using time series data. This study uses multidimensional scaling to map relationships between objects that have similarities. The findings in this study are that regional autonomy does not produce the same relationship with poverty in every region in Bali Province. For low poverty independent regions such as Badung Regency and Denpasar City, it is shown that regional autonomy with a high level of financial independence can produce a low number of poor people compared to other regions in the Province of Bali. There are also findings that there are areas of low poverty independent such as Klungkung, Bangli, and Jembarana districts. This illustrates the impact of autonomy in each region is not the same and high regional financial capacity is not a reference in producing low poverty in an area. This is possible because poverty is a complex problems.
Kemiskinan dan otonami daerah sudah menjadi isu yang hangat di Indonesia. Masalah kemiskinan telah menjadi salah satu fokus baik dalam MDGs dan SDGs. Otonomi daerah juga sudah menjadi perhatian besar dalam perkembangan pengelolaan pemerintah di Indonesia, mengingat perkembangan otonomi daerah menemui banyak sekali tantangan seperti korupsi dengan indikator berupa kepala daerah yang terkena masalah korupsi. Untuk itu hal ini penting untuk dipetakan agar memberikan gambaran visual yang baik mengenai otonomi daerah dan kemiskinan. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali tahun 2018 dengan menggunakan data time series. Penelitian ini menggunakan multidimensional scaling untuk memetakan hubungan antara objek yang memiliki kesamaan. Penemuan dalam penelitian ini bahwa otonomi daerah tidak menghasilkan hubungan yang sama dengan kemiskinan di setiap daerah di Provinsi Bali. Untuk daerah mandiri kemiskinan rendah seperti Kabupaten Badung dan Kota Denpasar menunjukkan bahwa otonomi daerah dengan tingkat kemandirian keuangan yang tinggi dapat menghasilkan jumlah penduduk miskin yang rendah dibandingkan daerah lain di Provinsi Bali. Terdapat juga penemuan bahwa terdapat daerah tidak mandiri kemiskinan rendah seperti Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Jembarana. Hal ini menggambarkan dampak otonomi di setiap daerah tidak sama dan kemampuan keuangan daerah tinggi bukan acuan dalam menghasilkan kemiskinan yang rendah di suatu daerah. Ini mungkin terjadi karena kemiskinan merupakan masalah yang kompleks
 
Publisher Buletin Studi Ekonomi
 
Date 2020-08-31
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Peer-reviewed Article
 
Format application/pdf
 
Identifier https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/view/63366
10.24843/BSE.2020.v25.i02.p09
 
Source Buletin Studi Ekonomi; VOL.25.NO.2.AGUSTUS 2020; 312-326
Buletin Studi Ekonomi; VOL.25.NO.2.AGUSTUS 2020; 312-326
2580-5312
1410-4628
10.24843/BSE.2020.v25.i02
 
Language eng
 
Relation https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/view/63366/36254
 
Rights Copyright (c) 2020 Buletin Studi Ekonomi