Pengaruh Budaya & Bargaining Power Terhadap Partisipasi Kerja dan Sekolah Anak di Jawa Timur
Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Pengaruh Budaya & Bargaining Power Terhadap Partisipasi Kerja dan Sekolah Anak di Jawa Timur
Pengaruh Budaya & Bargaining Power Terhadap Partisipasi Kerja dan Sekolah Anak di Jawa Timur |
|
Creator |
Amir, Faishol
Ashar, Khusnul Pratomo, Devanto Shasta |
|
Description |
This paper examines the influence of cultural and bargaining Power on child labor and school participation in East Java. The prevalence of children aged 10-17 years who work in East Java is around 4.74%. About 28.03% of children who work are still in school. Whereas school dropouts reach 11.28%. Referring to the theory of collective model and using the method of multinomial logit regression analysis on the Intercensal Population Survey (SUPAS) data in 2015, this paper concludes that culture proxied through tlatah had a significant effect. Children who come from Arek tlatah are most likely to work. Children from the Pandalungan tlatah are the least likely to go to school. While children from Madura Pulau tlatah are most likely to go to school while working.. Interestingly, if maternal education is equal or even higher than that of fathers, children's participation in work increases and conversely the participation of school children actually decreases. Makalah ini meneliti pengaruh budaya dan Bargaining Power terhadap partisipasi sekolah dan kerja anak di Jawa Timur. Prevalensi anak usia 10-17 tahun yang bekerja di Jawa Timur sekitar 4,74%. Sekitar 28,03% anak yang bekerja masih bersekolah. Sedangkan anak putus sekolah mencapai 11,28%. Mengacu pada teori collective model dan menggunakan metode analisis regresi multinomial logit pada data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, makalah ini menyimpulkan bahwa budaya yang diproxikan melalui tlatah (kawasan kebudayaan) berpengaruh signifikan terhadap partisipasi sekolah dan kerja anak. Anak yang berasal dari tlatah Arek paling berpeluang untuk bekerja. Anak yang berasal dari tlatah Pandalungan paling kecil peluangnya untuk sekolah. Sedangkan anak dari tlatah Madura Pulau paling berpeluang untuk sekolah sambil bekerja. Menariknya, saat pendidikan ibu setara bahkan lebih tinggi dari pendidikan ayah, peluang anak bekerja semakin besar dan sebaliknya peluang anak untuk sekolah semakin kecil. |
|
Publisher |
Universitas Udayana
|
|
Date |
2018-12-19
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/view/41889
10.24843/JEKT.2019.v12.i01.p01 |
|
Source |
Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan; 2019: Vol. 12, No.1, Februari 2019 (pp. 1-107); 1-9
2303-0186 2301-8968 10.24843/JEKT.2019.v12.i01 |
|
Language |
eng
|
|
Relation |
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/view/41889/28879
|
|
Rights |
Copyright (c) 2018 Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan
|
|