Record Details

DYSFUNCTION OF CONSERVATION INSTITUTIONS AND ITS IMPACTS ON THE FAILURES OF SOIL AND WATER CONSERVATION TECHNOLOGIES ADOPTION, CASE STUDY AT WONOGIRI AND TEMANGGUNG REGENCIES, CENTRAL JAVA PROVINCE

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title DYSFUNCTION OF CONSERVATION INSTITUTIONS AND ITS IMPACTS ON THE FAILURES OF SOIL AND WATER CONSERVATION TECHNOLOGIES ADOPTION, CASE STUDY AT WONOGIRI AND TEMANGGUNG REGENCIES, CENTRAL JAVA PROVINCE
DISFUNGSI INSTITUSI KONSERVASI DAN DAMPAKNYA PADA KEGAGALAN ADOPSI TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR, STUDI KASUS DI KABUPATEN WONOGIRI DAN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH
 
Creator Haryanti, Nana
 
Subject
Technology; adoption; conservation; institution
Teknologi; adopsi; konservasi; institusi
 
Description Low rate adoption of soil and water conservation technologies, such as agroforestry systems and terrace farming, is still prevalent in a number of areas proned to water erosion. One of prominence alleged factors is conservation institution, which is mostly weak in inducing community, especially farmers or landholders, to apply soil and water conservation technologies to their own farmland. By using two case studies of soil and water conservation projects inWonogiri and Temanggung regencies, this paper is aimed to explore and analyze the role of conservation institutions in the diffusion process of soil and water conservation technologies among farmers or landholders. Data were collected using in-depth interviews and focus group discussions. Institution in this research referred to institutional framework developed by Department of Foreign and International Development (DFID). They included formal conservation institutions, namely forest farmer groups, government institution, and extension agents. Results showed that the absence of conservation institutions discouraged farmers' motivation to adopt conservation technologies. Institutional dysfunction resulted in breaking of social learning processes thus decreasing community awareness and decompressing conservation norms.As an implication of this study, government policies on soil conservation and land rehabilitation should be adjusted to be more farmers or landholders oriented and should include incentives and disincentives for soil conservation and land rehabilitation activities.
Adopsi teknologi konservasi tanah dan air, seperti sistem agroforestri dan penerasan lahan, sejauh ini masih rendah. Salah satu yang diduga kuat menjadi faktor penyebabnya adalah masih lemahnya atau bahkan tidak tersedianya institusi (lembaga) yang mampu mendorong masyarakat, khususnya petani, agar menerapkan teknologi konservasi tanah dan air. Makalah ini ditujukan untuk mengeksplorasi, menganalisis dan menjelaskan peran institusi konservasi dalam proses difusi teknologi konservasi tanah dan air. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam analisis diperoleh melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terhadap kelompok petani dan sejumlah pihak yang terkait dengan konservasi tanah dan air. Lokasi penelitian adalah kabupaten Wonogiri dan Temanggung, dan dua kelompok tani hutan dipilih sebagai kelompok informan pada penelitian ini. Institusi dalam penelitian ini adalah institusi yang merujuk pada kerangka yang dikembangkan Department of Foreign and Internatioanl Development (DFID) berupa lembaga formal konservasi meliputi kelompok tani hutan, lembaga pemerintah yaitu dinas kehutanan dan penyuluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan institusi konservasi menghambat petani melakukan adopsi teknologi konservasi. Disfungsi intitusi juga mengakibatkan tidak berjalannya proses belajar sosial sehingga melemahkan kesadaran masyarakat dan hilangnya norma-norma konservasi. Sebagai implikasi dari temuan tersebut, maka kebijakan pemerintah yang terkait dengan konservasi tanah dan rehabilitasi lahan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga berpihak kepada pelaku konservasi dan mengandung insentif dan disinsentif bagi kegiatan-kegiatan konservasi.
 
Publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
 
Contributor Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan

 
Date 2014-03-31
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion

 
Format
 
Identifier http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/682
10.20886/jpsek.2014.11.1.44-58
 
Source Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 44-58
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 44-58
2502-4221
1979-6013
 
Language eng
 
Relation http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/682/667
 
Rights Copyright (c) 2014 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan