DEVELOPMENT OF COMMUNITY FOREST IN NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE AND ITS WOOD PRICE ESTIMATION
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
DEVELOPMENT OF COMMUNITY FOREST IN NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE AND ITS WOOD PRICE ESTIMATION
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DAN ESTIMASI HARGA KAYUNYA |
|
Creator |
Subarudi, Subarudi
|
|
Subject |
—
Community plantation forest; market price; stumpage value; social price; sengon Hutan tanaman rakyat; harga pasar; nilai tegakan; harga sosial; sengon |
|
Description |
Community plantation forest (CPF) has not well developed nationally. The objectives of the study are: 1) to explain the development of CPF inWest Nusa Tenggara Province, 2) to estimate CPF wood price in NTB and 3) to compare the estimation results for finding the right wood price estimation. The results of study indicated that this province has obtained the utilization business permit of CPF with area of 4,396 ha and has been realized around 1,665.81 ha or 38%. The price calculation of sengon (Paraserianthes falcaria) using methods of stumpage price, market price and social price respectively found: 1) stumpage price of IDR 164,593 per m , 2) market price of IDR 400,000 per m and 3) social price/parity of IDR 275,000 per m . Its price range can be used as basic price offering from CPF farmer.Nevertheles, the estimation method of CPF wood price derived from the modified price determination of fresh fruit bunches of palm oil is more oriented to win-win solutions for both sellers and buyers.
Perkembangan luas hutan tanaman rakyat (HTR) secara nasional belum menggembirakan. Kajian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan perkembangan HTR di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), 2) mengestimasi harga kayu HTR di NTB dan 3) membandingkan hasil estimasi untuk mengetahui hasil estimasi yang tepat. Hasil kajian menunjukkan bahwa Provinsi NTB telah mendapatkan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HTR dengan luas 4.396 ha dan telah direalisasikan 1.665,81 ha atau 38%. Harga kayu sengon (Paraserianthes falcataria) diestimasi dengan menggunakan tiga pendekatan: nilai tegakan, harga pasar dan harga sosial. Estimasi harga sengon dengan tiga pendekatan ini menghasilkan kisaran harga dari Rp 164.543 per m3 sampai dengan Rp 400.000 per m3. Kisaran harganya dapat digunakan sebagai dasar penawaran harga oleh petani HTR. Namun demikian metode estimasi harga kayu HTR yang diturunkan dari hasil modifikasi penetapan harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit dirasakan lebih berorientasi kepada pendekatan yang saling menguntungkan dari pihak penjual dan pembelinya (win-win solution). |
|
Publisher |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
|
|
Contributor |
Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan
— |
|
Date |
2014-09-30
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion — |
|
Format |
—
|
|
Identifier |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/693
10.20886/jpsek.2014.11.3.199-209 |
|
Source |
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 199-209
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 199-209 2502-4221 1979-6013 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/693/678
|
|
Rights |
Copyright (c) 2014 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
|
|