Aplikasi Teori Permainan pada Perancangan Pola Kerja Sama yang Adil dalam Pengelolaan Irigasi di Tingkat Petani
Jurnal Agro Ekonomi
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Aplikasi Teori Permainan pada Perancangan Pola Kerja Sama yang Adil dalam Pengelolaan Irigasi di Tingkat Petani
|
|
Creator |
Juanda, Bambang; Staf pengajar Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB
Suciati, Luh Putu; Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Jember |
|
Subject |
indeks performa irigasi; game theory; kelembagaan; SRI (system of rice intensification); irrigation performance index; game theory; institution; SRI (system of rice intensification)
|
|
Description |
EnglishAn appropriate incentive structure is an incentive for farmers. It is intended to encourage farmers to do something with a specific purpose, such as farm land management using the SRI (System of Rice Intensification) method. SRI application is encouraged method is through the application of fair irrigation water tariff (ipair) based on a remuneration system (reward and punishment) by taking into account the conditions of irrigation channels, synchronized date of planting, and water-saving cultivation methods. The fair ipair in Cianjur Regency ranges from Rp 96,667 to Rp 110,000 per hectare per planting season, and that in Karawang Regency varies from Rp 41,667 to Rp 48,333 per hectare per planting season. The highest payoffs are achieved when Perum Jasa Tirta (PJT) II, Regency Governments, and farmers apply water-saving strategy. This strategy in the long-term can save water availability which is potential to improve food yields and food security.IndonesianPenerapan struktur Insentif yang tepat dimaksudkan sebagai rangsangan bagi petani. Tujuannya adalah untuk mendorong agar bertindak dan berbuat sesuatu untuk tujuan tertentu seperti mendorong pengelolaan lahan dengan metode SRI (System of Rice Intensification). Sistem insentif kelembagaan agar mendukung metode SRI adalah melalui penerapan tarif ipair yang fair berdasarkan sistem remunerasi (reward dan punishment) dengan mempertimbangkan aspek kondisi saluran irigasi, keserempakan tanam, dan penerapan metode budidaya hemat air. Tarif ipair yang fair di Kabupaten Cianjur berkisar antara Rp 96.667 sampai 110.000 per hektar per musim tanam dan di Kabupaten Karawang berkisar antara Rp 41.667 sampai 48.333 per hektar per musim tanam. Kerja sama yang saling menguntungkan dengan hasil perolehan tertinggi (payoffs nash equilibrium) terjadi ketika PJT II (Perum Jasa Tirta II), Pemerintah Kabupaten dan petani menerapkan strategi hemat air (intermitten). Penggunaan metode irigasi intermiten yang hemat air pada jangka panjang selain mengatasi kelangkaan air juga berpotensi meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan.
|
|
Publisher |
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2016-08-30
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/4101
10.21082/jae.v29n2.2011.217-236 |
|
Source |
Jurnal Agro Ekonomi; Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi; 217-236
Jurnal Agro Ekonomi; Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi; 217-236 2541-1527 0216-9053 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/4101/3428
|
|
Rights |
Copyright (c) 2016 Jurnal Agro Ekonomi
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 |
|