Daya Saing Komoditas Promosi Ekspor Manggis, Sistem Pemasaran dan Kemantapannya di Dalam Negeri (Studi Kasus di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
Jurnal Agro Ekonomi
View Archive InfoField | Value | |
Title |
Daya Saing Komoditas Promosi Ekspor Manggis, Sistem Pemasaran dan Kemantapannya di Dalam Negeri (Studi Kasus di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)
|
|
Creator |
Muslim, Chairul; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 Nurasa, Tjetjep; Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 |
|
Subject |
manggis; kelayakan finansial; sistem pemasaran; daya saing; mangosteen; financial feasibility; marketing system; competitiveness
|
|
Description |
EnglishMangosteen export ranks first in that of fresh fruits. This fruit has comparative and comparative advantages for export markets. The research was conducted in September 2009 in Purwakarta Regency, West Java Province. Objectives this study were: (i) to analyze financial feasibility of mangostene farming, (ii) to analyze comparative and competitive advantages of mangosteen, and (iii) to assess the impacts of government policies and the influence of input and output price changes on the competitiveness of mangosteen in Indonesia. It applied a survey method using structured questionnaires. Primary data were collected from 20 mangosteen farmers, 5 merchants, and 2 exporters. Secondary data were collected from relevant agencies. Comparative and competitive advantages were estimated using a Policy Analysis Matrix (PAM). The results showed that profit of mangosteen farming could be determined after the sixth year after planting with production of 1.2 tons and profit of Rp 1.5 million per hectare. The highest production occurred in the 18th year with average production of 12.6 tons and benefit of Rp 68.5 million per hectare. Fruit production started decreasing in the 24th or 25th year. Results of PCR and DRC analyses showed values each of 0.40 and 0.19 implying that the mangostene farming having competitive and comparative advantages. Government policy on tradable inputs offered incentives to the farmers indicated by NPCI value of 0.76, but it had negative impact on mangostene price with NPCO value of 0.49. The government needs to pay attention to some indicators, such as those of trade and comparative and competitive advantages so that the mangostene farmers may benefit from them and get higher incomes.IndonesianSumbangan ekspor buah manggis beberapa tahun terakhir ini sangat besar dalam rangka meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani. Ekspor manggis menempati urutan pertama ekspor buah segar ke mancanegara. Manggis Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang nyata untuk pasar ekspor. Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2009 pada bulan Septembar di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah : (i) menganalisis kelayakan finansial usahatani manggis, (ii) menganalisis keunggulan komparatif dan kompetitif manggis, dan (iii) mengkaji dampak kebijakan pemerintah serta pengaruh perubahan harga masukan dan keluaran terhadap daya saing manggis di Indonesia. Penelitian menggunakan metode survei terstruktur, wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. Data primer dikumpulkan dari 20 petani manggis, 5 pedagang, dan 2 eksportir. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait. Kelayakan finansial usahatani manggis dihitung secara sederhana. Sedangkan keunggulan komparatif dan kompetitif diestimasi dengan menggunakan metode Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal tahun memperoleh keuntungan yaitu pada tahun ke 6 dimana produksi mencapai 1,2 ton dengan keuntungan yang dicapai Rp. 1,5 juta per ha. Produksi tertinggi terjadi pada tahun ke 18 yaitu 12,6 ton per ha, dengan keuntungan yang dapat dicapai Rp. 68,5 juta dan mengalami penurunan pada tahun ke 24 hingga 25. Hasil analisis nilai PCR sebesar 0.40 dan DRC 0.19 menyiratkan bahwa sistem komoditi ini juga memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif. Kebijakan pemrintah pada faktor produksi yang dapat diperdagangkan terbukti memberikan insentif kepada petani manggis seperti diukur dari nilai NPCI (0,76) kurang 1, dan kebijakan terhadap harga manggis berdampak negatif dengan nilai NPCO (0,49) lebih kecil dari 1. Untuk kedepannya pemerintah perlu meluangkan perhatiannya sebagai pengambil kebijakan untuk mencermati beberapa indikator antara lain indikator perdagangan, serta indikator keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga peluang untuk memanfaatkan perubahan tersebut dapat direalisasikan agar kesejahteraan petani manggis khususnya lebih terjamin.
|
|
Publisher |
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2016-08-18
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion Peer-reviewed Article |
|
Format |
application/pdf
|
|
Identifier |
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/4068
10.21082/jae.v29n1.2011.87-111 |
|
Source |
Jurnal Agro Ekonomi; Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi; 87-111
Jurnal Agro Ekonomi; Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi; 87-111 2541-1527 0216-9053 |
|
Language |
ind
|
|
Relation |
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/4068/3397
|
|
Rights |
Copyright (c) 2016 Jurnal Agro Ekonomi
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 |
|