Record Details

POTENSI PASAR PULAI (Alstonia scholaris) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI OBAT HERBAL : STUDI KASUS JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH

Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan

View Archive Info
 
 
Field Value
 
Title POTENSI PASAR PULAI (Alstonia scholaris) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI OBAT HERBAL : STUDI KASUS JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH
 
Creator Indartik, Indartik
 
Subject ata kunci: Pulai, obat hipertensi, prospek pasar, analisis permintaan
 
Description Pulai (Alstonia scholaris) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat herbal, terutama untuk anti hipertensi. Informasi pasar pulai sebagai bahan baku obat herbal belum tersedia, sehingga diperlukan kajian ini. Tujuan penelitian adalah mengetahui (1) prospek pasar pulai sebagai obat hipertensi, dan (2) faktor yang mempengaruhi permintaanya. Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Barat, dengan asumsi penderita hipertensi terpusat di perkotaan, dan Jawa Tengah sebagai daerah industri herbal. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis saluran pemasaran dan margin pemasaran serta analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pulai memiliki prospek pasar yang tinggi untuk bahan baku obat herbal dilihat dari ketersediaan bahan baku pulai. Di Jawa Tengah pulai tersebar di kawasan konservasi di Jepara, Banjarnegara, dan Cilacap, serta dikembangkan di Wonogiri dan Purworejo. Untuk Jawa Barat, pulai tersebar di TN Gunung Halimun, Ujung Kulon, CA Gunung Jagat (Sumedang), Majalengka, Garut dan Bogor serta propinsi Banten. Pulai juga sudah dibudidayakan oleh Perhutani KPH Bogor. Kulit kayu pulai memiliki manfaat untuk mengobati beragam penyakit, diantaranya : anti diabetes, anti diare, dan anti hipertensi. Dari segi pemasaran, kulit kayu pulai melibatkan 7 (tujuh) lembaga pemasaran mulai dari produsen sampai konsumen akhir dengan 3 (tiga) rantai tata niaga. Permintaan obat anti hipertensi dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : permintaan anti hipertensi dari bahan baku kimiawi dan bahan baku herbal. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan obat anti hipertensi dari bahan baku kimiawi adalah harga, tetapi faktor utama yang menentukan jenis obat untuk pasien adalah dokter. Sedangkan untuk jamu yang menggunakan bahan baku, permintaan pasar mulai berkurang. Hal tersebut berkaitan dengan perubahan selera konsumen dari produk tradisional menjadi produk modern (dalam bentuk pil atau kapsul, bukan serbuk).
 
Publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
 
Contributor
 
Date 2014-09-10
 
Type info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion

 
Format
 
Identifier http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/359
10.20886/jpsek.2009.6.2.159-175
 
Source Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 159-175
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 159-175
2502-4221
1979-6013
 
Language eng
 
Relation http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/359/346
 
Rights Copyright (c) 2015 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan