SISTEM TATANIAGA DAN KETERGANTUNGAN PENDUDUK LOKAL DAN EKONOMI DAERAH PADA HASIL HUTAN ANDALAN SETEMPAT
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
View Archive InfoField | Value | |
Title |
SISTEM TATANIAGA DAN KETERGANTUNGAN PENDUDUK LOKAL DAN EKONOMI DAERAH PADA HASIL HUTAN ANDALAN SETEMPAT
|
|
Creator |
Astana, Satria
Muttaqin, Muhammad Zahrul Effendi, Rachman |
|
Subject |
Tataniaga; hasil hutan; penduduk lokal; ekonomi daerah
|
|
Description |
Kegiatan pengusahaan hasil hutan andalan setempat dimulai sejak penduduk lokal mengenal sifat istimewa dan alamiah hasil hutan yang bersangk'utan. Pengusahaannya menjadi mata pencaharian utama atau kedua penduduk lokal hingga kini. Seiring dengan tingginya permintaan Hasil Hutan Andalan Seternpat (H2AS), sementara potensi produksinya terus menurun, maka perlu upaya pengembangan. Untuk memahami permasalahan dalam pengembangannya, maka penelitian dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji: I) sistem tataniaga hasil hutan andalan setempat, 2) posisi tawar petani terhadap sistem tataniaga hasil hutan andalan setempat, dan 3) tingkat ketergantungan penduduk lokal dan ekonomi daerah terhadap hasil hutan andalan setempat. Penelitian dilakukan di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan pada bu Ian Nopember dan Desember 2002. Efisiensisistem tataniaga H2AS dianalisis berdasarkan tiga ukuran, yaitu: I) panjang pendeknya rantai tataniaga, 2) struktur pasar, dan 3) besamya marjin tataniaga. Ukuran ketergantungan penduduk lokal pada H2AS menggunakan besamya pendapatan yang dihasilkan dari H2AS,jum lah tenaga kerja kegiatan produksi ke konsumsi, sedangkan ketergantungan ekonomi daerah pada H2AS diukur menggunakan besamya kontribusi H2AS terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasilpenelitian menunjukkan ketergantungan penduduk terhadap H2AS adalah tinggi, adapun kontribusi H2AS terhadap PDRB bervariasi dan terhadap PAD adalah rendah. Sistem tataniaga H2AS tidak efisien karena distribusi laba memusat di salah satu lembaga niaga. Kebijakan pengembangan H2AS dapat dilakukan melalui upaya-upaya antara lain: I) budidaya tanaman, 2)pengembangan pasar, dan 3) penurunan inefisiensi tataniaga melalui penyebaran informnasi pasarĀ dan perbaikan infrastruktur (transportasi, komunikasi).
|
|
Publisher |
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
|
|
Contributor |
—
|
|
Date |
2017-03-02
|
|
Type |
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion — |
|
Identifier |
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSEK/article/view/2685
10.20886/jpsek.2005.2.1.39-59 |
|
Source |
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 39-59
Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 39-59 2502-4221 1979-6013 |
|
Language |
id
|
|
Rights |
Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 |
|